Lidah Mertua – Taksonomi, Morfologi, Habitat & Faedah Lingkungan
Lidah Mertua merupakan salah satu jenis flora yang cukup populer dan jadi primadona di kelompok pecinta botani. Tanaman tropis yang juga diketahui sebagai tanaman rimpang ini menerima julukan ‘pengecap mertua’ berawal dari golongan pedagang tumbuhan hias berbasis internasional. Saat itu, mereka memberi nama tumbuhan ini dengan snake plant atau mother in law tongue.
Lidah Mertua memiliki banyak aksara, ada yang berkembang memanjang ke atas dengan ukuran antara 50 hingga 75 cm, ada pula yang berdaun pendek dan melingkar dengan panjang sekitar 8 cm serta lebar mencapai 3 hingga 6 cm.
Lidah Mertua berdaun panjang terbagi kembali menjadi dua jenis, adalah berdaun panjang, lebar, dan meruncing pada ujung daunnya. Sementara jenis lainnya berdaun panjang, lurus, dan meruncing.
Umumnya, tumbuhan ini berkembang di habitat yang mempunyai banyak kandungan air dengan pencahayaan matahari yang cukup. Dengan begitu, Rimpang dapat tumbuh semakin maksimal dan mempunyai bentuk sempurna.
Taksonomi
Berikut ini merupakan pembagian terstruktur mengenai ilmiah dari tanaman Lidah Mertua yang perlu kita ketahui, adalah:
Kingdom | Plantae |
Sub kingdom | Trachebionta |
Divisi | Magniliophyta |
Super divisi | Spermatophyta |
Kelas | Liliopsida |
Sub kelas | Lilidae |
Ordo | Lilliales |
Famili | Agavaceae dan Ruscaceae |
Genus | Sansevieria |
Spesies | Sansevieria sp. |
Morfologi
Tanaman yang dipercaya mampu mendaur ulang karbondioksida dalam ruangan ini memiliki morfologi selaku berikut:
1. Akar
Tanaman pengecap mertua memiliki metode perakaran serabut yang mampu menjalar di bawah ataupun di atas tanah. Akar ini tumbuh secara horizontal dan mempunyai warna putih gading dengan panjang sekitar 0,4 hingga 1,8 meter. Jenis flora rimpang ini juga tergolong dalam kalangan monokotil karena berbiji tunggal dan tidak memiliki batang berkayu.
2. Daun Rimpang
Salah satu ciri daun pengecap mertua adalah adanya garis menyempit di bagian pangkal dengan ujung daun meruncing. Daunnya mempunyai serat yang bersifat keras, tetapi sedikit kenyal. Serat ini biasa disebut dengan bowstring hemp yang juga sering dimanfaatkan dalam proses pengerjaan kain.
Selain itu, tanaman hias ini memiliki abjad daun yang tebal dengan kandungan air yang cukup melimpah sehingga bisa bertahan di trend kemarau yang terik. Corak daun lidah mertua berbentuk garis yang mengikuti arah serat daun. Corak ini tidak beraturan dan cenderung zigzag.
3. Bunga
Umumnya perkembangan bunga pengecap mertua tegak lurus dari pangkal batangnya. Warna bunganya putih kehijauan dengan panjang sekitar 6 hingga 8 mm. Bunga tersebut memiliki benang sari sebanyak 6 buah dan tangkai putiknya mempunyai kepala membulat namun cukup rata.
Sementara itu, bakal buahnya memiliki bentuk serupa telur yang memanjang. Di setiap ruangnya juga terdapat biji. Biasanya dalam satu bunga lidah mertua bisa menciptakan biji sebanyak 1-3 butir. Bentuk biji ini bundar mirip peluru dengan jenis berkeping tunggal.
Habitat
Perlu dikenali, pengecap mertua yakni tumbuhan yang berasal dari beberapa kawasan di Asia dan Afrika, seperti India, Asia Selatan, Pakistan, Afrika Timur, hingga Arab Saudi. Secara geografis, tumbuhan rimpang tumbuh di kawasan tropis yang kering.
Karakter inilah yang menjadikannya cocok dibudidayakan di Indonesia dengan iklim tropis. Bisa dibilang juga, pengecap mertua bisa tumbuh mulai dari daratan rendah hingga sekitar 300 mdpl.
Lidah mertua atau yang juga dikenal dengan nama sansevieria ini sungguh gampang dimengerti. Sebab, tanaman ini ialah flora hias dengan pesona keindahan daun yang bertekstur kaku dan keras. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, daunnya berkembang tegak berwarna kuning kehijauan dengan anakan di sekeliling tanaman induk.
Selain itu, tanaman ini tidak berbatang, tetapi mempunyai bunga dan biji. Pesona lidah mertua ada pada kombinasi warna, motif, versi, dan ukuran daun yang memang tiap jenisnya menjinjing aksara serta keunikan bermacam-macam.
Ada dua jenis sansevieria yang biasa didapatkan. Jenis pertama mempunyai daun kelabu dengan belang hijau tua, sedangkan jenis yang kedua memiliki daun kelabu kekuningan dilengkapi belang yang serupa.
Namun, pada jenis kedua tersebut mampu ditemukan jalur kuning di sekeliling tepi bunganya. Bunga tersebut berwarna putih, mempunyai jambak yang diikuti tangkai panjang dan tegak. Lidah mertua diketahui selaku salah satu tumbuhan hias yang gampang ditanam dan mampu bertahan hidup di lingkungan apapun. Hal inilah yang jadi salah keistimewaan tanaman elok ini.
Manfaat dan Khasiat
Siapa sangka di balik tampilannya yang menawan, pengecap mertua ternyata mempunyai banyak manfaat yang jarang dimengerti oleh banyak orang. Mulai dari kemampuannya dalam merawat rambut supaya senantiasa terlihat berkilau sampai menyerap polusi dan radiasi di sekitar rumah.
Berikut ini yaitu aneka macam faedah pengecap mertua yang patut untuk kita ketahui, antara lain:
1. Menyerap Polusi Udara
Pada dasarnya, semua flora hijau mampu dimanfaatkan untuk menyerap CO2 yang ada di dalam sebuah ruangan. Seperti yang diketahui, CO2 ialah salah satu unsur yang diperlukan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis, lalu menghasilkan oksigen. Itulah argumentasi mengapa kita merasa sejuk dikala berteduh di bawah pohon ketika matahari sedang bersinar cukup terik di siang hari.
2. Menetralkan Bau Tak Sedap
Bukan cuma punya kesanggupan menyerap CO2 di udara, flora satu ini juga memiliki kemampuan untuk menyerap bau tak sedap, terutama amis kulkas yang lembab. Caranya gampang, kita cuma perlu menaruh pecahan lidah mertua di pintu kulkas dan di beberapa sudut ruangan.
Karena kemampuannya ini, pengecap mertua juga seringkali dipakai untuk mereduksi senyawa beracun di suatu ruangan khusus bikinan supaya tak terhirup oleh pekerja.
3. Mengurangi Radiasi
Jika kita sering menggunakan barang-barang elektronik di rumah, mirip laptop, TV, atau bahkan ponsel pintar, maka sebaiknya simpan lidah mertua di sekitar penjuru rumah. Pasalnya, tanaman ini mampu mereduksi gelombang radiasi yang dihasilkan oleh barang-barang elektronika tersebut. Dengan demikian, kesehatan pun akan lebih terjaga.
4. Mengobati Sick Building Syndrome
Sick building syndrome atau sindrom stress berat terhadap gedung kerap diderita oleh orang-orang yang berada di ruangan tidak sehat. Hal ini lazimnya dipicu oleh ruangan dengan kandungan zat nikotin dari asap rokok, karbondioksida, dan pemakaian AC yang berlebihan.
Dengan memakai lima lembar daun pengecap mertua, dijamin sick building syndrome dapat tertuntaskan secara perlahan.
5. Menyerap Polutan Berbahaya
Tidak semua jenis tumbuhan mempunyai kemampuan menyerap polutan ataupun mempunyai titik resisten cukup tinggi. Nah, lidah mertua ialah jenis tanaman yang mempunyai kesanggupan luar biasa tersebut. Bahkan, tanaman hias ini mampu menangani hingga 107 jenis polutan yang salah satunya yaitu asap rokok.
Apabila di rumah kita ada seorang perokok aktif, maka sangat dianjurkan untuk menanam tumbuhan satu ini di sekeliling area rumah. Kita juga mampu meletakkan beberapa pot tanaman rimpang di dalam rumah semoga kesudahannya lebih efektif.
6. Mengatasi Sakit Kepala
Pada zaman dahulu, sebagian besar penduduk Indonesia sangat bergantung pada tumbuhan untuk mengobati beberapa jenis penyakit. Banyak dari mereka yang menggunakan lidah mertua untuk mengatasi pusing jago. Cara paling gampang dengan cara membakar daunnya.
7. Menjadikan Rambut Sehat Berkilau
Tidak cuma kesehatan badan, tumbuhan ini juga baik untuk keayuan rambut layaknya faedah lidah buaya. Kita mampu mengolah akarnya menjadi sari, lalu usapkan secara merata pada rambut. Dengan cara ini, rambut akan makin segar sehingga tetap sehat dan berkilau.
0 Response to "Lidah Mertua – Taksonomi, Morfologi, Habitat & Faedah Lingkungan"
Post a Comment